Bagian Kesatu

judulgambar

Kedua insan yang saling jatuh cinta ini saling menatap mata indah dari pemiliknya masing-masing. Saling tersenyum seakan hari ini hari yang paling membahagiakan keduanya, padahal keduanya sudah sama-sama lelah dengan aktivitas di sekolah. Angin malam dingin tidak membuat keduanya berhenti saling menatap. Entah apa yang mereka lakukan, seperti sedang di mabuk asmara kala bertemu pertama kali.

Menyadari keanehan keduanya menggeleng pelan dan membuang muka ke lain arah. Malu dengan yang mereka lakukan selama beberapa menit itu.

“Cantik. Kenapa sih kamu selalu cantik?” ucap Heksa memuji kekasih hatinya itu.

Blush. Heksa memang tidak pernah memberi aba-aba kalau bicara, sudah diyakini pipi Azia sudah memerah saat ini. Laki-laki itu sungguh tak pernah bosan-bosannya untuk memuji gadisnya itu.

“Sa ih apaansi”

“Atuh jadi merah pipinya, hahaha lucu”

“Udah ah pulang sana, makasih ya udah nganterin aku”

“Aku gak suka ya kamu bilang makasih mulu, aku ini pacar kamu Zi gak usah gak enakan gitu”

“Tetep aja Sa, kamu pasti capek. Jarak dari tempat latihan futsal ke sekolah kan lumayan terus ke rumah aku juga lumayan jauh”

“Stop ah cantik, Heksa gak suka dengernya”

“Pokoknya selagi aku bisa nganter dan jemput kamu aku pasti bakalan ngelakuin itu. Gak akan aku ngebiarin kamu pergi sendirian Zi” lanjutnya

“Wih jadi ojek langganan dong”

“Cuman dianggap ojek nih?” Heksa memelankan suaranya tanda dia ngambek. Sebenarnya itu hanya bercanda supaya memancing Zia yang merasa bersalah dan Heksa akan mendapatkan sesuatu untuk balasannya.

“E-ehh gak gitu ganteng. Kamu ini pacar aku, sayangnya aku” ucap Azia seraya mencubit gemas pipi pacarnya itu. Laki-laki itu tersenyum tipis, sangat tipis sampai Azia pun tidak akan mengetahuinya.

“Masa sih?” Masih. Heksa masih mengeluarkan mode ngambeknya, sampai Azia peka dan memberikan sesuatu padanya.

“Loh ini masih ngambek ceritanya?” Heksa hanya diam tak menjawab perkataan Azia.

“Yaudah kalo gitu pulang aja sana, aku mau masuk” Heksa membulatkan matanya tak percaya. Sungguh Heksa terkejut Azia mengusirnya secara halus, padahal biasanya dia akan membujuknya terlebih dahulu.

“Kok ngusir???”

“Ya kamu nya lagi ngambek”

“Bujuk orang mah, biasanya juga kalo ngambek pasti dibujuk”

“Hahaha iya iya bercanda atuh, jangan tambah ngambek. Sini sini” Azia melangkahkan kakinya mendekati laki-laki itu. Membawanya kedalam pelukannya. Heksa yang masih setia duduk di atas motornya itu tersenyum menang, dia melingkarkan tangannya pada pinggang gadisnya itu. Azia mengelus kepala Heksa dengan begitu pelan, membuat Heksa merasakan hangatnya kenyamanan.

Pelukan itu selalu menjadi favorit Heksa. Kehangatan dan kenyamanan yang diberikan Azia benar-benar membuat Heksa melupakan rasa lelahnya. Aroma vanilla yang melekat di bajunya itu juga menjadi salah satu favoritnya. Azia ini walaupun seharian sudah beraktivitas tapi tetap aroma vanilla itu tetap terasa seperti memang sudah menyatu pada tubuhnya.

“Heksa ganteng, terimakasih sudah menjalani hari ini. Semoga rasa lelahnya bisa terbalaskan di lain hari. Heksa hebat, selalu hebat. Azia sayang Heksa” Bisiknya pelan di sela-sela pelukannya itu.

“Azia juga hebat, makasih juga udah merasakan lelahnya hari ini. Pokoknya habis ini harus langsung istirahat, gak boleh capek-capek biar gak sakit. Heksa juga sayang Azia” Rutinitas pelukan dan mengucapkan kata-kata baik dan penyemangat selalu mereka lakukan setiap pulang sekolah, setelah mengantar Azia ke rumahnya. Bukan untuk masuk lain mereka melakukan itu, tapi rasanya jika sudah seperti itu rasa lelah dan juga segala masalah yang sudah dialami sebelumnya menghilang begitu saja. Tergantikan oleh hangatnya pelukan keduanya dan juga kata-kata penyemangat sebelum memulai hari esok.

“Udah malem Sa, pulang gih”

“Oke cantik, kamu langsung istirahat ya”

“Eh btw kamu pulang kemana?”

“Apart”

“Loh dari kapan?”

“Baru kemaren sih”

“Yaudah kalo gitu besok sarapan di rumah aku”

Heksa menarik ujung bibirnya itu hingga tercipta senyuman yang begitu indah. “Siap cantik”

“Inget kata aku ya nanti langsung istirahat aja, gak usah chat aku gapapa aku tau kamu capek. Besok pagi kita kan masih ketemu ini. Aku pulang dulu ya, dahhh”

“Hahaha oke, hati-hati ganteng”