Heksa & Kafe

Setelah berputar-putar mencari tempat untuk mengeprint tugasnya akhirnya mereka berdua sudah di dalam mobil menuju perjalan pulang. Entah kenapa tiba-tiba saja tempat print banyak yang tutup atau ada juga yang ternyata sedang rusak, hingga membawa mereka berdua jauh dari tempat awal. Keheningan melanda mereka berdua dalam mobil, hanya ada suara radio yang terdengar kecil di telinga masing-masing. Sebelum akhirnya sang puan berkata, “Sa di belokan itu nanti ada kafe, mampir dulu yuk sebentar. Kita minum, kamu juga kayaknya capek dan ngantuk gini. Disana ada kopi juga kamu bisa minum buat ilangin ngantuk.”

Heksa lelaki itu masih dalam pikirannya sendiri. Jujur saja pikiran dan raga Heksa kini sedang lelah dan dia butuh Azia namun sudah 2 hari ini Azia mengacuhkannya, membuat laki-laki itu tampak kacau. Tapi entah apa yang ada dipikirannya, laki-laki itu mengemudikan mobilnya kearah kafe yang diucapkan gadis di sebelahnya itu.

Setelah berhasil memarkirkan mobilnya, laki-laki itu turun bersamaan dengan gadis yang bersamanya. Heksa menghembuskan nafasnya pelan memegangi kepalanya yang terasa sedikit pening.

“Sa kamu gapapa?”

“Gapapa Len”

“Eh yaudah kalo gitu ayok masuk” Heksa menganggukan kepalanya. Mereka berdua melangkahkan kakinya memasuki kafe tersebut.

“Eh rame ternyata, yaudah Sa kamu cari tempat duduk dulu gimana? Biar aku yang pesen, kamu mau apa?”

“Terserah, yang menurut lo enak aja” Setelah itu mereka berpisah, Helen melangkahkan kakinya untuk memesan minuman mereka dan Heksa masih mematung di tempatnya. Laki-laki itu mengedarkan padangannya ke seluruh kafe yang cukup ramai ini karena sedang ada live musik dan juga ini malam minggu banyak pasangan yang datang.

Namun seketika netra laki-laki itu melihat seorang yang dia kenal, gadisnya. Ya benar Heksa melihat Azia dan juga seorang laki-laki yang 3 hari lalu ia temui di rooftop. Heksa mengepalkan tangannya dengan kuat, rahangnya mengeras menahan amarah. Dia memejamkan matanya sebentar untuk menetralkan emosinya. Setelah itu dia langkahkan kakinya menuju meja kedua orang tersebut yang sedang asyik mengobrol sampai tertawa itu.

“Azia” ucapan Heksa membuat kedua orang tersebut menoleh kearahnya.

“Heksa kamu kenapa ada disini?” jawab Azia dengan nada gemetar.

Anjir kenapa gue gugup gini, kayak ketauan selingkuh aja anj. Batin Azia

“Heksa aku udah pesen, kita jadinya duduk dimana?” gadis itu berbicara sambil mendekat kearah ketiga orang tersebut. “Eh ada kak Karel sama Azia? Kalian lagi ngedate?”

“Haha iya nih gue lagi ngedate sama Azia” Azia membelalakkan matanya tak percaya dengan jawaban Karel, apalagi kini Heksa sudah menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. “Kalian juga lagi mau ngedate?” lanjut nya.

“Gak. Gue gak ngedate sama dia” gadis yang bersama Heksa itu baru saja ingin menjawab tapi Heksa sudah dulu menyangkalnya.

“Ikut aku Zi” ucap Heksa sambil meraih tangan Azia dan menariknya paksa, membuat Azia sedikit meringis.

“Sa pelan-pelan, sakit.”

“Helen lo balik sendiri ya, gue ada urusan” setelahnya mereka sudah menghilang dari kafe itu meninggalkan Karel dan Helen dengan tersenyum kemenangan.

“Kak kira-kira putus gak ya?”

“Mungkin aja putus, ngeliat Heksa yang marah dan juga Azia yang salah paham liat kamu sama Heksa.” Karel menarik pinggang Helen untuk mendekat ke arahnya. “By kamu cantik banget malem ini. Gimana kita lanjutin malem mingguan ini berdua?” Helen menganggukan kepalanya pelan dalam pelukan Karel dan tersenyum bahagia.