“M-mas j-jevan... A-dekk ucapnya tertatih kala melihat sang buah hati sudah tak bernyawa dalam pelukannya. Wanita itu juga merasakan sesak yang begitu hebat di dadanya. Ajal sepertinya sudah menantinya.

“S-sayangg” ujar sang suami kepada istri yang ada disampingnya. “M-maaf m-maaf s-sayangg” laki-laki itu juga merasakan sakit yang hebat menderu kepalanya. Tubuhnya kian melemah karena banyaknya darah yang keluar di sekujur tubuhnya.

“M-mas aku udah gak kuat” sambil menitikkan air mata, dia melihat ke arah suaminya itu. Jevan dengan lemah menggenggam tangan Nesha yang sudah sangat dingin. Keduanya saling menggenggam erat walau banyak noda darah di tangannya.

“N-nesha i-ini akhirnya. K-kita susul a-adek ya, jangan tinggalin a-adek s-endirian. I love you Nes.” dengan susah payah Jevan mengucapkan kalimat itu.

“I love you t-too m-mas” Keduanya saling menarik nafas dalam-dalam. Mereka sudah pasrah dengan takdir yang ada. “B-bareng bareng ya N-nes”

Nesha mengangguk lemah.

“Laa-ila-ha-illallah... Laa-ila-haー” Belum selesai melanjutkan kalimatnya, kedua insan tersebut telah menghembuskan nafas terakhirnya dan matanya menutup dengan damai.

Inilah akhir dari keluarga mereka. Meski kepergian adalah suatu hal yang paling menyakitkan, tapi untuk keluarga ini mungkin inilah yang terbaik dan yang terindah.

Dengan sang suami yang menggenggam erat tangan sang istri di kala terakhir dan juga sang Ibu yang memeluk sang buah hati dalam dekapannya.