Paskib vs Futsal
Azia dan Trisha baru saja keluar dari kelasnya disebabkan rapat dadakan karena suatu alasan. Azia dan Trisha melangkahkan kakinya menuju lapangan. Namun terlihat anggota paskibra itu belum memulai latihannya. Azia dan Trisha saling bertatapan satu sama lain. Mereka mengedarkan pandangannya ke seluruh lapangan dan terlihat ada anak futsal yang sedang latihan. Trisha yang melihat itu sudah siap meledakkan amarahnya, namun dengan cepat ditahan oleh Azia.
“Kenapa belum mulai?” tanya Azia
“Liat dong Zi, mereka latihan lagi. Padahal ini bukan jadwalnya mereka ekskul” jawab Ona teman seangkatan paskibnya.
“Agak minggir kesini padahal bisa loh”
“Bisa, tapi kan kita tetep aja harus gerak jalan jadi tetep sampe sini-sini juga” Azia menghembuskan nafasnya perlahan. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan anak futsal. Padahal mereka tau, kalau jadwal ekskul futsal dan paskibra tidak bisa disatukan karena lapangan yang ada.
“Oke gue coba ngomong sama anak futsal ya” putus Azia.
“Zi lo yakin?” tanya Trisha meyakinkan temannya itu.
Azia mengangguk. Dia perlahan mendekati lapangan futsal tersebut. Menemui anak futsal yang sedang duduk di pinggir lapangan.
“Sorry Bian ya?” Bian yang merasa namanya terpanggil menoleh.
“Eh Zi, kenapa?”
“Gue boleh ngomong sama Heksa?” Bian mengerti maksud Azia. Dia pasti ingin memberi tau bahwa dia ingin latihan dan ingin memakai lapangan.
“Heksa? Oh oke sebentar gue panggilin”
“Ok, thanks” Azia tak mendapat jawaban karena Bian langsung beranjak dari duduknya melangkahkan kaki ke arah Heksa yang sedang fokus latihan. Azia yang tak jauh dari sana melihat kedua laki-laki itu berbicara. Setelahnya Heksa menoleh ke belakang, tepat ke arah Azia dan tersenyum tipis.
Laki-laki itu pun langsung melangkahkan kaki nya ke pinggir lapangan dimana Azia berada.
Mereka berdua saling berhadapan dan bertatapan satu sama lain. Heksa hanya diam sambil mengangkat kedua alisnya mengatakan “apa”.
“Ini bukan jadwal latihan futsal kan?” ucap Azia to the point.
“Emang bukan. Tapi karena kemaren kita gak ekskul, pak Yayan ngasih izin kita buat latihan hari ini.”
Cih. Bawa-bawa pak Yayan. Batin Azia
“Tapi kan harusnya kalian tau ini jadwal latihan paskib”
“Tapi gue gak tau”
“Emangnya gak liat mading? atau gak masuk grup ekskul?”
“Dua-duanya”
“Ck, ribet. Gue sama temen-temen gue mau latihan. Kalian bisa ngalah gak? di lapangan merah sana” ucap Azia memohon kepada lawan bicara di depannya ini. Tapi sungguh Heksa hanya tersenyum melihat itu, karena terlihat sangat menggemaskan.
“Gak usah pake gue gue, aku aja kali” bisik Heksa sekaligus meledek.
“Sa ngalah dong, waktu itu kamu juga gangguin anak paskib lagi. Gak kapok apa waktu itu aku tendang. Mau lagi?” ujar Azia sangat pelan. Takut-takut nanti ada yang mendengar nya walaupun kini semua orang yang ada di lapangan sibuk dengan aktivitas nya masing-masing.
Heksa mendekatkan wajahnya tepat di telinga Azia. “Kan aku udah bilang jangan di tendang dong cantik, cium aja sini.” Azia melebarkan bola matanya, dia sungguh terkejut dengan ucapan Heksa di telinganya dengan suara beratnya itu, hingga membuat Azia reflek berteriak. “GAAAAAK” Azia benar-benar berteriak terkejut dan secara tak sadar menendang kaki Heksa dengan sangat kencang. “Arghh aduh sakit Zi”
Semua orang yang ada di lapangan itu kompak menoleh ke arah sumber suara. Trisha yang melihat dari kejauhan langsung menyusul temannya itu. Dan juga teman Heksa yang tadinya fokus latihan langsung menghampiri mereka berdua.
“Anjing lo apain temen gue” teriak Trisha tidak terima di hadapan Heksa.
“Temen lo nih yang apa-apain gue. Dia nendang gue. Sakit.”
“Hahaha anjing lo di tendang lagi Sa?” Faiz tertawa sangat puas melihat temannya itu.
“Brengsek”
“Lo ngapain sih Sa sampe di tendang gitu?” tanya Bian
“Gue cuman nanya aja”
“Nanya apaan anjing”
“Ah udah lah lo semua gak jelas tau gak” ucap Trisha. “Zi lo gapapa?” lanjut nya. Azia mengangguk pelan.
“Sekarang gue yang ngomong. Lo ngapain pada ekskul hari ini?” ucap Trisha dengan tegas.
“Ganti jadwal karena kita gak ekskul kemaren” jawab Heksa
“Sumpah ya alasan lo gak jelas mulu sejak 2 bulan yang lalu. Udah enak-enak tuh ekskul gue latihan dengan tenang terus sekarang lo mau ganggu lagi? emang lo pikir ini lapangan punya lo sendiri anjing??” Demi Tuhan. Emosi Trisha kini sudah tidak bisa ditahan lagi. Pasalnya memang sejak Heksa yang menjabat sebagai kapten futsal dan Azia menjadi ketua paskib ada saja pertengkaran diantara kedua ekskul ini.
“Santai dong nyet” ucap Bian tak kalah emosi. Farel yang melihat itu menahan Bian untuk tidak berkata lebih.
“Terus lo mau nya gimana Sha? gue kan juga gak terlalu make lapangan. Batesnya sampe tiang kan?” Heksa mencoba menjawab dengan kepala dingin. “Tetep aja ya, bola lo itu kadang kena anak paskib” Azia yang sudah lelah melihat pertengkaran itu mencoba menenangkan temannya itu.
“Udah Sha ayok kita pergi aja. Kita bisa latihan di depan halaman Aula” ucap Azia memutuskan. Trisha yang mendengar itu tak terima.
“Gak bisa gitu dong Zi, hari ini kan jadwalnya kita ekskul. Mereka dong yang harusnya ngalah”
“Sha”
“Ck, terserah lo deh. Buat lo berempat lo ngeselin banget babi”
“Santai dong. Cewek tapi kayak toa suaranya”
“Kenapa? gak seneng lo? tutup kuping aja sono” Memang tak habisnya jika Trisha dan Bian disatukan. Akan ada saja bacotan yang keluar dari mulut masing-masing.
Azia dengan cepat menarik temannya itu menjauhi anak-anak futsal.
“Bangsat ngeselin banget tuh cewek” gumam nya.
“Lo nya juga Bi mancing mulu” ucap Farel
“Sa terus gimana ini? sumpah itu mereka udah keliatan marah banget” ucap Faiz
“Tenang aja, gue bisa atasin” Ketiga temannya itu hanya bisa menatap nya dengan heran.
“Kita latihan di depan halaman aula aja ya, kita juga kayaknya latihan sebentar aja. Aku mau bahas tentang lomba sama kalian” ucap Azia yang sudah kembali bersama anak paskib.
“Udah mau di bahas sekarang?” tanya Trisha.
“Iya Sha, kata Dea udah ada info tentang lomba nya. Jadi kita harus mulai siapin dari sekarang” Trisha hanya mengangguk.
“Yaudah kalo gitu ambil tas kalian kita pindah ke belakang”
“Siap kak”
-Vy