tw // accident, blood
Flashback
Semalam setelah mendapat sebuah chat dari Keenar, Jeno langsung pergi meninggalkan arena tanpa berkata satu patah kata pun. Jeno khawatir kalau Keenar akan kecewa padanya karena foto itu. Jeno juga tidak menyangka kalau itu semua adalah rencana licik Felix.
Jalanan malam yang sepi membuatnya menambahkan kecepatan motornya dengan tinggi. Jeno tidak memikirkan apapun, selain dia harus menemui Keenar dan meluruskan kesalahpahaman yang ada. Malam itu di perempatan jalan sedang lampu merah, namun karena sedang sepi Jeno tanpa berpikir panjang menerobos lampu merah tersebut tanpa melihat bahwa dari arah berlawanan ada sebuah truk besar yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi mengarah kepadanya.
BRAKKKK
Truk besar tersebut menghantam kencang motor Jeno hingga terpental cukup jauh. Motor Jeno sudah terlihat sedikit hancur, Jeno sendiri terlempar dari motornya hingga membuatnya terguling dan membuat kepalanya terbentur pembatas jalan dengan kencang. Walaupun memakai helm, namun banyak darah bercucuran dari kepalanya akibat benturan yang cukup keras tadi.
Selain di kepala,tubuhnya juga sudah berlumuran darah. Banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya membuat kepalanya merasakan sakit yang begitu hebat. “Mama maafin abang, Keenar maafin aku juga” lirihnya sebelum pandangannya menggelap seluruhnya.
Keenar dan Haechan berlari kencang menyusuri koridor rumah sakit tersebut. Keenar dengan tangisan dan rasa khawatirnya dengan cepat melangkahkan kakinya tak lupa juga dia melafalkan untaian doa kepada Tuhan untuk sang kekasih.
Keenar dan Haechan tiba di depan ruang UGD dengan Jaehyu, Jea, Jisung, dan juga inti Kalezo dan seorang perempuan yang tampak asing sudah berada disana juga. Keenar yang melihat Jea menangis, langsung mendekatinya dan memeluknya untuk menumpahkan segala kesedihannya bersama.
“Ma, kak Jeno baik-baik aja kan?” lirih Keenar dalam pelukan Jea
“Iya sayang, Jeno pasti baik-baik aja. Kamu tau kan anak mama Jea itu kuat-kuat?” Keenar hanya mampu menganggukan kepalanya lemah
“Kita doain aja yang terbaik ya sayang, udah ya jangan nangis lagi nanti abang gak suka liat cantiknya nangis” ucap Jea melepaskan pelukannya itu dan mencoba menghapus air mata yang ada di wajah Keenar. Keenar tersenyum sendu, tangannya terangkat dan menghapus juga air mata yang ada di wajah Jea “mama Jea juga jangan nangis lagi ya? nanti kak Jeno gak suka liat mama Jea nya yang cantik ini nangis. Kak Jeno pasti baik-baik aja” Jea hanya tersenyum mendengarkannya dan menganggukan kepalanya
“Iya ma, abang pasti baik-baik aja kok. Abang kan kuat, kita doain aja ya ma yang terbaik buat abang”
“Lo juga Keen yang kuat ya, gue yakin abang gue baik-baik aja kok” Tak lama seorang dokter keluar dari ruangan UGD tersebut.
“Apakah salah satu dari kalian wali dari pasien?”
“Iya dok, saya papa nya”
“Saya mama nya dok, gimana keadaan anak saya?”
“Untuk saat ini saya ingin memberitahukan akibat benturan keras di kepala nya mengakibatkan pasien kehilangan sebagian ingatannya. Untuk itu saya mohon untuk tidak memaksakan pasien untuk mengingat suatu hal yang tidak dia ingat” Semua orang yang mendengarkan menatap ke arah dokter tersebut dengan tidak percaya.
“Maksudnya apa dok? Anak saya akan kehilangan sebagian ingatannya untuk selamanya?” ucap Jaehyun
“Untuk saat ini saya tidak bisa memastikan itu hanya sementara atau selamanya. Tapi yang pasti ketika pasien sadar nanti, dia akan kehilangan sebagian ingatannya. Dan kami akan memeriksanya lebih lanjut nanti”
“Dok apakah saya boleh menemui anak saya di dalam?” ucap Jea
“Boleh. Tapi tidak bisa banyak-banyak dan diharapkan jangan berisik agar tidak mengganggu pasien”
“Baik dok, saya mengerti”
“Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu”
“Baik dok, terimakasih” Dokter tersebut pun pergi meninggalkan ruang UGD tersebut.
“Mama Jea, Keenar boleh ikut masuk?”
“Boleh dong sayang, ayok” Jea dan Keenar lebih dulu memasuki ruang UGD tersebut
“Kalian ada yang mau masuk?” tanya Jaehyun kepada Inti Kalezo yang ada disana
“Gapapa om nanti aja, om duluan aja yang masuk” ucap Haechan
“Iya om duluan aja liat Jeno nya”
“Yaudah, saya masuk dulu ya” semuanya menganggukan kepalanya kompak. Baru saja Jaehyun ingin melangkahkan kakinya, tangannya di tahan oleh seseorang.
“Jaehyun aku boleh ikut masuk?” tanya nya
“Gak” bukan Jaehyun yang menjawab tapi Jisung anak bungsunya.
“Jaehyun izinin aku masuk ya, aku cuman mau liat kondisi anak kamu”
“Tante ini kenapa sih kekeh banget mau ikut masuk, gatel banget sih deket-deket papa aku terus” ucap Jisung
“Adek, udah ya biarin aja dia masuk. Papa jamin dia gak akan berani macem-macem” Jisung membulatkan matanya tak percaya mendengar ucapan papa nya, setelahnya dia mendengus kesal. “Terserah papa” ucap Jisung memasuki ruang UGD dengan kesal
“Yaudah ayok kalo lo mau masuk, tapi inget Letta awas aja sampe lo macem-macem”
“Iya, aku gak akan ngapa-ngapain” setelah itu Jaehyun dan Aletta masuk setelah Jisung. Dilihatnya Jea yang sedang duduk menangis di hadapan Jeno yang sedang terbaring lemah dengan Keenar yang juga menangis berdiri di samping Jea.
“Abang, anak mama yang kuat cepat sembuh ya sayang”
“Kak Jeno, ayok bangun. Aku janji gak akan marah”
“Abang ayok bangun bang, lo gak kasian nih dua cewek cantik lo lagi nangis”
Tak lama, Jea merasakan ada pergerakan tangan Jeno di tangannya.
“Abang”
“Abang kenapa ma?”
“Tangan abang bergerak adek” Jeno yang sedang terbaring lemah itu perlahan membuka matanya dan setelah sepenuhnya terbuka dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan bernuansa putih tersebut. Matanya bergerak melihat ke arah Jea, Keenar, Jisung, Jaehyun dan juga Aletta, secara bergantian.
Pandangannya kini sekarang lurus ke depan, dia masih merasakan sedikit pusing di kepalanya dan tiba-tiba dengan tersenyum dia mengatakan “mama” Jea yang merasa terpanggil tersenyum bahagia “iya sa—-“ ucapannya terpotong kala Jeno mengatakan suatu hal “Mama Aletta, Jeno kangen” ucap Jeno dia menyingkirkan tangan Jea yang menggenggamnya. Hal itu membuat Jea terkejut dengan perubah sikap Jeno. Jaehyun, Jisung dan Keenar juga membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang dikatakan Jeno.
“Kak, kok mama Aletta. Ini loh mama nya kak Jeno, mama Jea” ucap Keenar
“Lo? Lo siapa?” Deg. Bagai di tikam ribuan panah hatinya begitu sakit mendengar ucapan yang keluar dari mulut Jeno. Sama dengan Jea, Keenar juga merasakan sakit yang sama karena mereka sama-sama tidak percaya bahwa mereka berdua tidak ada diingatan Jeno.
“Abang ini kenapa sih? Ini Keenar bang, pacar lo. Dan ya mama lo tuh mama Jea, bukan dia” ucap Jisung kesal sambil menunjuk ke arah Aletta
“Adek lo apaan sih nunjuk-nunjuk mama kayak gitu, gak sopan. Dan ya gue gak merasa gue punya pacar dan juga adek lo gak inget kalo sebenernya tante Jea ini yang udah ngerebut papa Jae dari mama Aletta?” ucap Jeno. Jea yang mendengar itu merasa sesak di dadanya, dia hanya bisa menangis.
“Ha? Sinting lo bang”
“Abang itu gak bener, jaga ucapannya bang. Abang kondisinya lagi gak baik-baik aja” ucap Jaehyun
“Kak sama aku juga gak inget?”
“Apaansi gak, gue gak tau lo siapa dan ya mending kalian berdua keluar deh gue gak suka liat kalian berdua ada disini” lagi dan lagi Jea dan Keenar dibuat sakit hati dengan ucapan Jeno. Jea yang sudah tak tahan berada disana mengisyaratkan Keenar untuk membawanya keluar bersamanya.
“Fine, aku sama mama Jea akan keluar. Semoga cepet sembuh ya kak, semoga ingatannya segera kembali” ucap Keenar sambil tersenyum sendu dan melihat ke arah Jeno yang sama sekali tidak menatapnya kembali. Setelahnya Keenar menuntun Jea untuk keluar bersama. Sebenarnya Jaehyun ingin membantunya, tetapi ditolak oleh Jea. Dia merasa kesal melihat Aletta yang juga berada disana.
“Parah bang, ingatan lo bener-bener parah. Gue gak suka sama ucapan lo” setelah menagatkan itu, Jisung keluar menyusul mama nya dan juga Keenar.
“Aneh, adek kenapa si pa? emangnya salah banget ya ucapan abang?” Jaehyun hanya terdiam.
Dia juga tidak bisa memaksakan Jeno untuk mengingat hal yang tidak diingatnya, karena kata dokter justru itu akan membahayakan Jeno jika dipaksakan. Untuk sekarang biarkan saja Jeno hidup dengan ingatannya yang berbeda, dengan Jea dan Keenar yang tidak ada diingatannya. Meskipun akan menyakitkan untuk Jea dan Keenar, tapi semuanya pasti akan kembali seiring berjalannya waktu.